![Download Download](/uploads/1/2/5/6/125662854/861249690.jpg)
Tarian Suku Toraja - Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
Download lagu Lagu Im A Mess Babe Rexha (4.9 MB) dapat kamu download Lagu secara gratis di Mrlagu. Untuk melihat detail lagu Lagu Im A Mess Babe Rexha klik salah format yang ingin kamu download, kemudian untuk link download mp3 atau video Lagu Im A Mess Babe Rexha. Di bawah ini hasil pencarian Angin Mamiri yang bisa kamu download gratis lagu MP3 dan video. By Lagu Daerah Indonesia ♬ Download Mp3. Tari Kipas Angin Mamiri.
Kata-kata dan penawaran sirih menunjukkan nilai ditempatkan pada kunjungan dan menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan sekarang dianggap sebagai bagian dari masyarakat Toraja. Penawaran ini secara simbolis diungkapkan oleh masing-masing penari memegang sirih (pangngan) yang, dalam perjalanan tarian, ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran, sebuah narkotika ringan yang noda gigi dan bibir yang jingga-merah. Ia menyerupai tembakau kunyah dan itulah mungkin alasan mengapa nama diterjemahkan tari adalah Tari Tembakau. Para pa' badong terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau para orang tua dengan pemimpin badong yang biasa disebut sebagai Indo' Badong (perempuan) atau Ambe' Badong (Laki-laki). Pemimpin badong akan melantunkan syair (Kadong Badong) atau semacam riwayat hidup dari orang yang meninggal mulai dari lahir sampai ia wafat dengan memberikan kalimat-kalimat syair dan modus nada untuk dinyanyikan oleh semua kelompok penari sambil berbalas-balasan. Gerakannyapun memiliki ritme tersendiri mengikuti syair dari badong yang dilantunkan.
Ma'randing penari (pa'randing) di lapangan upacara (rante) dari Kondongan, sebuah foto yang diambil pada tahun 1938 oleh Claire Holt. Pada pemakaman besar untuk orang-kasta yang lebih tinggi, tarian prajurit yang disebut ma'randing dilakukan, untuk menyambut para tamu. Pakaian Para penari 'didasarkan pada pakaian prajurit tradisional dan persenjataan. Pada dasarnya, tarian ma'randing merupakan tarian patriotik atau tarian perang. Kata ma'randing berasal dari kata randing berarti untuk memuliakan sambil menari.
Tarian ini diadakan untuk menunjukkan keahlian seseorang dalam menangani senjata militer, dan untuk memuji keberanian dan kekuatan almarhum selama hidupnya. Hal ini ditarikan oleh beberapa orang, masing-masing membawa perisai besar, pedang dan berbagai ornamen. Tarian ini memiliki empat gerakan pokok. Pada gerakan pertama, komandan berbalik untuk memeriksa anak buahnya dan senjata mereka - ini adalah simbol disiplin. Dalam gerakan kedua, lengan memegang perisai ditarik keluar dan perisai bergerak bolak-balik dan samping - sebuah simbol kewaspadaan. Kemudian kaki kanan diangkat sedikit dari tanah sementara tumit kanan terjebak ke dalam tanah - simbol ketekunan.
Akhirnya penari bergerak tiga langkah mundur atau bergerak penari satu ke kiri dan yang lain ke kanan untuk melihat gerakan musuh di berbagai arah - juga merupakan simbol kewaspadaan. Selama tarian, para penari yang berteriak untuk mendorong satu sama lain selama pertarungan. Pengamat akan bergabung dan juga mulai berteriak. Ini berteriak (peongli) sering dapat didengar di Toraja dalam berbagai kesempatan.
Ma'gellu meruakan tarian yang paling terkenal dari Toraja. Penarinya berasal dari beberapa remaja putri yang menggunakan pakaian khusus penari dan perhiasan emas antik. Tarian Ma'gellu' adalah salah satu tarian tradisional dari Tana Toraja yang dipentaskan pada acara pesta 'Rambu Tuka' (Pesta Pernikahan) juga tarian ini ditampilkan untuk menyambut para patriot atau pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan. Tetapi tarian ini tabu atau pamali dipentaskan pada acara 'Rambu Solo'. Tarian Manganda merupakan Tarian ini dipentaskan oleh kaum pria atau sekelompok Lelaki yang mempergunakan tanduk kerbau dan hiasan uang-uang logam kuno (oang) sebagai hiasan kepala ditambah dengan kain mawa' tua terjumbai ke belakang. Para penari menggunakan juga lonceng/bel kecil yang selalu dideringkan pada saat menari dan bunyinya sangat merdu dan ritmik.
Gerakan tarinya sering dibarengi lengking teriakan yang mengejutkan penonton Tarian Manganda' adalah tarian pemujaan yang dipentaskan pada upacara Merok atau Ma'Bua'. Tarian ini dibawakan oleh beberapa pria dan tidak memakai baju kecuali selama adat khusus. Para penari memakai kuku tiruan dan diiringi oleh suling. Pa'pondesan merupakan tarian pemujaan di mana penarinya kaum lelaki. Para penari bertelanjang dada dan hanya mengenakan semacam selendang yang diselempangkan dari bahu ke pinggang secara diagonal.
Mereka juga mengenakan kuku palsu yang disebut kuku setan kanuku bombo, dan hiasan kepala yang khas seperti bando dihiasi dengan bambu kesil penuh guntingan-guntingan kertas disebut Pangarru'. Gerakan dalam tarian ini, senantiasa berputar di tempatnya mengikuti irama suling yang ditiup oleh empat orang pemain suling (tidak ikut menari). Alunan suling tersebut sangat menarik dan menyentuh perasaan.
Ada yang tahu tari tradisional dari daerah Suawesi Selatan? Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah propinsi Indonesia yang berada di Pulau Sulawesi, sama halnya dengan wilayah lainnya, Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang memiliki kebudayaan yang berkembang, baik di kalangan masyarakatnya sendiri dan di luar daerah. Salah satu tari tradisional Sulawesi Selatan yang terkenal adalah Tari Kipas Pakarena. Istilah Tari Kipas mungkin tidak asing lagi terngian di telinga kita, namun kita sedikit kalangkabut kalau di tanya asal mula tari kipas itu sendiri. Gowa, Sulawesi Selatan merupakan satu wilayah asal yang mengembangkan tari tradisional Kipas Pakarena, istilah pakarena diambil dari bahasa setempat “Karena” yang berarti main, Masyarakat Gowa merupakan masyarakat yang tinggal di daerah bekas kekuasaan kerajaan Gowa.
Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu bukti kekuatan tradisi masyarakat Gowa yang masih dipercaya dan dipertahankan sebagai warisan budaya yang tidak ternilai harganya. Makna yang terkandung dalam Tari Kipas Pakarena. Kelembutan,kesantunan, kesetiaan, kepatuhan dan sikap hormat perempuan Gowa terhadap laki-laki merupakan ekspresi yang tercermin dalam Tari kipas pakarena, sehingga dalam setiap pola gerakan dalam tarian kipas pakarena memiliki makna tersendiri. Dari awal sampai akhir tarian ini memiliki makna sikap atau pandangan hidup masyarakat gowa. Pada awala dan akhir, tari ini mengambil posisi duduk, hal ini menmberikan tanda atau makna rasa hormat dan santun para penari., dalam tarian inipun terdapat pola gerakan memutar yang bermakna siklus hidup manusia yang selalu berputar, pola gerakan memutar yang dimainkan adalah gerakan memutar searah jarum jam.